Minggu, 08 Mei 2011

PANDANGAN BUDAYA

Dari segi tontonan.
Sedangkan di panggung pertunjukan biasanya sudah diisi oleh pertunjukan musik, dance, teater drama, dan sebagainya yang bersifat ke budaya yang lebih maju sehingga tidak ada lagi ruang untuk pertunjukan adat.

Dari segi pakaian.
zaman dahulu semua orang baik wanita maupun pria selalu mengenakan pakaian yang sopan yang menutupi aurat mereka. Seperti wanita-wanita Jawa selalu mengenakan kebaya sehari-harinya. Berbeda dengan sekarang, hampir seluruh masyarakat di Indonesia terutama di Jakarta mengenakan pakaian yang memperlihatkan aurat mereka. Seperti memakai baju tanpa lengan dan bahkan memakai baju yang memperlihatkan seluruh lekak lekuk tubuh mereka khususnya bagi wanita, rok mini, celana pendek, dan masih banyak lagi.

PENYEBAB PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Kebudayaaan dalam suatu bangsa akan berkembang dengan seiringnya perubahan zaman, dari kebudayaan tradisional ke peralihan sampai akhirnya menjadi budaya yang modern. Pergesaran kebudayaan ini disebabkan oleh banyak hal seperti adanya globalisasi yang menyebar luas melalui berbagai media, turisme, dan sebagainya. Jika tidak ada rasa cinta tanah air, rasa persatuan, kesatuan dan kesadaran bela Negara yang kuat maka kita akan ikut terbawa kedalam arus globalisasi yang lebih cenderung menghilangkan kebudayaan asli suatu bangsa.
Perubahan kebudayaan pada masyarakat biasanya ada yang di sebabkan oleh masyarakat itu sendiri, atau pun berasal dari masyarakat pendatang.
Membicarakan penyebab perubahan kebudayaan, menurut saya, perubahan kebudayaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor.Namun, dari beberapa faktor tersebut dapat disimpulkan menjadi 2 bagian. Yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berarti disebabkan oleh masyarakatnya sendiri.
Penyebab perubahan kebudayaan itu sendiri timbul karena beberapa faktor, yaitu dengan banyaknya budaya asing yang masuk kedalam suatu negara dengan memberikan perubahan pada negara tersebut. Sebenarnya kenyataan ini dianggap wajar saja jika kebudayaan asing ini masuk sesuai dengan budaya lokal negara itu sendiri. Tapi apabila budaya asing ini lebih dominan dibandingkan budaya budaya lokal negara tersebut dapat menyebabkan lunturnya kebudayaan lokal negara itu sendiri.
Faktor lainnya yaitu dari masyarakatnya sendiri dengan kurangnya kesadaran akan pentingnya budaya lokal yang sebenarnya budaya lokal itu merupakan identitas bangsa itu sendiri. Jadi sebaiknya budaya lokal itu harus dijaga keaslian. Tapi zaman sekarang ini sering bermunculannya budaya asing yang mempengaruhi terhadap perkembangan budaya lokal.
Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan.
Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negranya.

Menurut Soekanto faktor-faktor penyebab perubahan/
dinamika sosial dibagi menjadi dua golongan besar, sebagai
berikut.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
masyarakat sendiri, antara lain sebagai berikut.
1) Bertambahnya atau berkurangnya penduduk
Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menyebabkan
perubahan dalam struktur masyarakat seperti
munculnya kelas sosial yang baru dan profesi yang baru. Selain itu pertambahan
jumlah penduduk juga mengakibatkan
bertambahnya kebutuhan-
kebutuhan seperti sandang,
pangan, dan papan. Padahal sumbersumber
pemenuhan kebutuhan
tidak seimbang, sehingga
akan imbul masalah sosial seperti
pengangguran, kemiskinan,
kriminalitas, dan lain-lain. Kondisi
ini akan mengubah pola interaksi
dan meningkatnya mobilitas
sosial.
Selain itu, berkurangnya penduduk yang diakibatkan
oleh migrasi dan urbanisasi akan mengakibatkan kekosongan
dalam pembagian kerja dan jumlah angkatan
kerja, sehingga akan memengaruhi lembaga-lembaga
kemasyarakatan.

2) Adanya penemuan baru (discovery)
Penemuan baru dalam masyarakat di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi
mengakibatkan terjadinya perubahan sosial.

3) Pertentangan (konflik) masyarakat
Dalam interaksi sosial di masyarakat yang heterogen
dan dinamis, pertentangan-pertentangan (konflik)
mungkin saja terjadi baik antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, dan kelompok
dengan kelompok. Apalagi pada masyarakat yang berkembang dari masyarakat tradisional ke masyarakat
modern akan selalu terjadi pertentangan, misalnya
golongan muda yang ingin mengadopsi budaya asing,
golongan tua yang tetap mempertahankan tradisi lama.
Konflik ini akan menimbulkan perubahan nilai-nilai, pola
perilaku dan interaksi yang baru di masyarakat tersebut.

4) Terjadinya pemberontakan (revolusi)
Revolusi adalah perubahan yang sangat cepat dan
mendasar yang dilakukan oleh individu atau kelompok.
Revolusi akan berpengaruh besar pada struktur masyarakat
dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Pengaruh tersebut mulai dari lembaga negara sampai
keluarga yaitu mengalami perubahan-perubahan yang
mendasar. Contohnya revolusi industri di Inggris,
revolusi Perancis, revolusi fisik tahun 1945 di Indonesia.


b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar
masyarakat, antara lain berikut ini.
1) Lingkungan alam fisik
Salah satu faktor penyebab perubahan yang
bersumber dari lingkungan alam seperti terjadinya
bencana alam banjir, longsor, gempa bumi,
kebakaran hutan, dan sebagainya. Di daerah
yang terkena banjir menyebabkan masyarakat
yang berada di sekitar daerah tersebut terpaksa
harus mencari tempat tinggal baru, sehingga mereka
harus menyesuaikan diri dengan lingkungan
barunya. Hal ini mengakibatkan terjadinya
perubahan-perubahan pada lembaga masyarakat.

2) Peperangan
Peperangan antara negara satu dengan negara
yang lain kadang bisa menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan baik pada lembaga kemasyarakatan
maupun struktur masyarakatnya.
Biasanya negara yang menang memaksakan
nilai-nilai, cara-cara, dan lembaga yang
dianutnya kepada negara yang kalah. Contohnya
rakyat Indonesia saat kalah melawan Belanda.
Belanda memaksakan penerapan sistem pemerintahan
kolonial menggantikan sistem pemerintahan kerajaan
yang dianut sebagian besar daerah-daerah di Indonesia.
Hal itu berakibat terjadinya perubahan-perubahan
pada struktur lembaga kemasyarakatan.

3) Pengaruh kebudayaan lain
Di era globalisasi ini tidak ada satupun negara yang
mampu menutup dirinya dari interaksi dengan bangsa
lain. Interaksi yang dilakukan antara dua negara
mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan
pengaruh lain kadang juga bisa menerima pengaruh
dari masyarakat lain. Dengan demikian akan timbul
suatu nilai-nilai sosial budaya yang baru sebagai akibat
asimilasi atau akulturasi kedua budaya.
Dalam kaitannya dengan pengaruh kebudayaan masyarakat
lain, dikenal istilah-istilah sebagai berikut.
a) Akulturasi (cultural contact)
Akulturasi adalah suatu kebudayaan tertentu yang
dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing,
yang lambat laun unsur kebudayaan asing tersebut
melebur/menyatu ke dalam kebudayaan sendiri
(asli), tetapi tidak menghilangkan ciri kebudayaan
lama.
Hal-hal yang biasa terjadi dalam akulturasi seperti
berikut.
– Substansi, yaitu unsur kebudayaan yang ada
sebelumnya diganti, dan melibatkan perubahan
struktural yang kecil sekali.
– Sinkretisme, yaitu unsur-unsur lama bercampur
dengan yang baru dan membentuk sistem yang
baru.
– Adisi, yaitu unsur-unsur baru ditambahkan
kepada unsur yang lama.
– Dekulturasi, yaitu hilangnya bagian substansial
sebuah kebudayaan.
– Orijinasi, yaitu tumbuhnya unsur-unsur baru
untuk memenuhi kebutuhan situasi yang
berubah.
– Rejection (penolakan), yaitu perubahan yang
sangat cepat, sehingga sejumlah besar orang
tidak dapat menerimanya, menyebabkan penolakan,
pemberontakan, dan gerakan pembangkitan.

b) Difusi
Difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan
dari satu tempat ke tempat lain, dari orang ke orang
lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain.
Manusia dapat menghimpun pengetahuan baru dari
hasil penemuan-penemuan. Difusi dapat dibedakan
ke dalam jenis berikut.
– Difusi intra-masyarakat
Difusi intra-masyarakat dipengaruhi hal-hal
berikut.
•) Pengakuan bahwa penemuan baru bermanfaat
bagi masyarakat.
•) Ada tidaknya unsur kebudayaan yang memengaruhi
(untuk diterima/ditolak).
•) Unsur yang berlawanan dengan unsur
fungsi lama akan ditolak.
•) Kedudukan penemu unsur baru ikut
menentukan penerimaan.
•) Ada tidaknya batasan dari pemerintah.
– Difusi antarmasyarakat
Difusi antarmasyarakat dipengaruhi hal-hal
berikut.
•) Kontak antarmasyarakat tersebut.
•) Kemampuan mendemonstrasikan.
•) Kegunaan.
•) Menyaingi unsur lama atau mendukung.
•) Peran penemu dan penyebarannya.
•) Pemaksaan.
– Penetrasi
Penetrasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan
asing secara paksa, sehingga kebudayaan
lama kalah.
Apabila kebudayaan baru seimbang dengan
kebudayaan lama, masing-masing kebudayaan
hampir tidak mengalami perubahan atau tidak
saling memengaruhi. Hal yang demikian disebut
hubungan symbiotic.
– Invasi
Invasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan
asing ke dalam kebudayaan setempat,
dengan peperangan (penaklukan) bangsa asing
terhadap bangsa lain.
– Asimilasi
Asimilasi adalah proses penyesuaian (seseorang/
kelompok orang asing) terhadap kebudayaan
setempat.
Dengan asimilasi kedua kelompok baik asli
maupun pendatang lebur dalam satu kesatuan
kebudayaan.
– Hibridisasi
Hibridisasi adalah perubahan kebudayaan yang
disebabkan oleh perkawinan campuran antara
orang asing dengan penduduk setempat.
– Milenarisme
Milenarisme adalah salah satu bentuk kebangkitan
yang berusaha mengangkat golongan
masyarakat bawah yang tertindas dan telah
lama menderita dalam kedudukan sosial yang
rendah.
– Adaptasi
Adaptasi adalah proses interaksi antara
perubahan yang ditimbulkan oleh organisme
pada lingkungannya dan perubahan yang
ditimbulkan oleh lingkungan pada organisme
(penyesuaian dua arah).
– Imitasi
Imitasi adalah proses peniruan kebudayaan lain
tanpa mengubah kebudayaan yang ditiru.

Faktor Intern antara lain:
Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
Adanya Penemuan Baru:
Discovery: penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada
Invention : penyempurnaan penemuan baru
Innovation /Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh : kesadaran masyarakat akan kekurangan unsure dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat
Konflik yang terjadii dalam masyarakat
Pemberontakan atau revolusi

Faktor ekstern antara lain:
perubahan alam
peperangan
pengaruh kebudayaan lain melalui difusi(penyebaran kebudayaan), akulturasi ( pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi)
Jadi menurut Soerjono Soekanto faktor pendorong perubahan sosial adalah:
sikap menghargai hasil karya orang lain
keinginan untuk maju
system pendidikan yang maju
toleransi terhadap perubahan
system pelapisan yang terbuka
penduduk yang heterogen
ketidak puasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu
orientasi ke masa depan
sikap mudah menerima hal baru.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, penyebab perubahan kebudayaan ada yang berasal dari dalam (sebab intern), dan juga dari luar (sebab ekstern), sebagai berikut:
*Sebab-sebab dari dalam masyarakat (intern):
- munculnya berbagai bentuk pertentangan (konflik) dalam masyarakat, sehingga adanya kesenjangan sosial antar sesama warga.
- adanya dinamika penduduk, pertambahan dan penurunan jumlah penduduk bahkan dalam setiap harinya
- adanya penemuan-penemuan baru dalam masyarakat (discovery), dan penemuan yang menyempurnakan bentuk penemuan lama (invention)
*Sebab-sebab dari luar masyarakat (ekstern):
- adanya pengaruh bencana alam, misal : apabila ada masyarakat yang mendiami tempat tinggal yang baru, ootomatis mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang baru. Dengan begitu, kebudayaan yang lama yang mereka miliki perlahan akan berubah menjadi sebuah kebudayaan yang baru dari kebiasaan lingkungan yang tidak mereka miliki sebelumnya
- adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya 2 kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari yang lain, bisa jadi akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur kebudayaan yang asli akan bergeser dan diganti oleh unsur kebudayaan yang baru.

Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleg negara lain.Berikut beberapa hal yang dapat kita simak dalam rangka melestarikan budaya.

1. Kekuatan
Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapatdijadikan sebagai ke aset yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata Internasional.


Kekhasan budaya Indonesia
Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan tersediri. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara lain. Terbukti banyaknya turis asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suat daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan. Ini membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki cirri khas yang unik.

Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa
Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa yang mewakili identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap dijaga serta diwarisi dengan baik agar budaya bangsa tetap kokoh.

2. Kelemahan
Kurangnya kesadaran masyarakat
Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih tidak meningalkan cirri khas dari budaya tersebut.

Minimnya komunikasi budaya
Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan perselisihan antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.

Kurangnya pembelajaran budaya
Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta bagaiman cara mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan zaman.

3. Peluang
Indonesia dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya
Apabila budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang sebagai negara yang dapat mempertahankan identitasnya di mata Internasioanal.

Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan
Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat memperkokoh budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena adanya saling menghormati antara budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh.

Kemajuan pariwisata
Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya yang mungkin terjadi.





Multikuturalisme
Dalam artikelnya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning, Riau, Dr Junaidi SS MHum, mengatakan bahwa multikulturalisme meberikan peluang bagi kebangkitan etnik dan kudaya lokal Indonesia. Dua pilar yang mendukung pemahaman ini adalah pendidikan budaya dan komunikasi antar budaya.

4. Tantangan
Perubahan lingkungan alam dan fisik
Perubahan lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri bagi suatu negara untuk mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam dan fisik, pola piker serta pola hidup masyakrkat juga ikt berubah

Kemajuan Teknologi
Meskipun dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi ternyata menjadi salah satu factor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal. Misalnya, sistem sasi (sistem asli masyarakat dalam mengelola sumber daya kelautan/daratan) dikawasan Maluku dan Irian Jaya. Sistem sasi mengatur tata cara sertamusim penangkapan iakn di wilayah adatnya, namun hal ini mulai tidak di lupakan oleh masyarakatnya.

Masuknya Budaya Asing
Masuknya budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal tetap terjaga. Dalam hal ini, peran budaya lokal diperlukan sebagai penyeimbang di tengah perkembangan zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar